UIN Sunan Gunung Djati Bandung Kembali Menerima Piagam Penghargaan MURI Atas Pengukuhan Guru Besar Terbanyak di Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN)

Bandung, pi-news.online

Untuk ketiga kalinya, UIN Sunan Gunung Djati Bandung kembali menerima Piagam Penghargaan MURI (Museum Rekor-Dunia Indonesia) No.11070/R.MURI/VII/2023 atas Pengukuhan Guru Besar Terbanyak di Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN).
Piagam diserahkan dalam Sidang Senat Terbuka Pengukuhan Guru Besar yang berlangsung di Gedung Anwar Musaddad dan disiarkan kanal Youtube UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Rabu (18/7/2023).
Hadir dalam Panen Raya Guru Besar Jilid III, Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia, Prof. Dr. H. Muhammad Ali Ramdhani, MT., Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, Prof. Dr. H. Ahmad Zainul Hamdi, M.Ag., Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI, Prof. Suyitno, M.Ag., Ketua Senat UIN Bandung, Prof. Dr. H. Nanat Fatah Natsir, MS.
Dalam sambutannya, Dirjen Pendis memberikan apresiasi kepada capaian UIN Sunan Gunung Djati Bandung bahwa kepemimpinan terbaik yang dialami, “Saya memberikan apresiasi setinggi-tingginya karena selama 3 kali berturut-turut mencapai rekor MURI,” tegasnya.
Prof Dhani menegaskan guru besar menjadi idaman akademis sebagai strata tertinggi di kampus. Kendati dalam mencapai profesor itu jalannya berliku-liku, menunggunya lama. Dengan diraihnya guru besar patut disyukuri.
“Profesor adalah kebanggaan kita semua. Tahniah atas pengukuhan guru besar. Selamat untuk semuanya. Sahabat cahaya, yang selalu memberi ruang inspirasi, pencerahan terhadap mahasiswa. Hari ini kita semua menikmati hal yang luar biasa, karya dari guru besar yang tentunya ada peran orang lain dalam pencapaiannya. Mari kita ucapan syukur kepada Sang Khalik, dengan berbuat baik pada orang tua, kerabat, sabahat,” paparnya.
Sebagai guru besar yang tengah menjadi pemimpin harus berusaha melayani umat, selalu mengasah kemampuan, wawasan dan terus menciptakan inovasi dalam mengembangkan ilmu pengetahuan.
“Kalaulah pemimpin adalah tamsil jantung dalam tubuh kita yang sentral ini, seorang pemimpin ummat adalah khadimul ummah (pelayan ummah). Seorang pemimpin sesungguhnya yang melayani umat selalu memperbarui dirinya, mengahas ilmu, kemampuan,” jelasnya.
Prof Dhani mengajak civitas akademika, termasuk para guru besar untuk terus beradaptasi dengan berbagai kondisi-kondisi kontemporer. Karena belajar terhadap sesuatu di era kekinian menjadi keniscayaan. “Orang yang terpelajar hanyalah pemilik masa lalu, orang yang terus belajar yang akan menjadi pemilik masa depan,” tegasnya.
Berhentinya proses belajar bagi guru besar maka sesungguhnya adalah kematian yang hakiki bagi seorang profesor. “Pendidikan bukan segalanya untuk membangun peradaban, tetapi segalanya bukan menjadi apa-apa tanpa pendidikan,” jelasnya.
Atas capaian yang membanggakan kampus tercinta ini, Prof Nanat menyampaikan kami atas nama keluarga besar Senat Universitas mengucapkan selamat dan sukses kepada para guru besar yang dikukuhkan.
“Kita patut bersyukur kepada Allah SWT, pengukuhan guru besar hari ini momentumnya sangat tepat, ketika UIN Sunan Gunung Djati Bandung yang dipimpin Prof. Dr. K.H. Mahmud, M.Si, sedang cemerlang, dengan berbagai prestasi yang mengagumkan, baik level nasional maupun internasional,” ujarnya.
Prof Nanat menegaskan pencapaian jumlah guru besar di UIN Bandung mengalami kenaikan signifikan yang awalnya hanya 20 Guru Besar kini bertambah menjadi 70 orang atau naik sekitar 190%.
“Hari ini adalah panen raya guru besar Jilid III dengan mengukuhkan 20 guru besar, sehingga mendapat penghargaan dari Museum Rekor Dunia-Indonesia (MURI). Tentu dengan harapan para guru besar yang baru dikukuhkan ini semakin produktif, dengan melahirkan karya ilmiah yang inovatif untuk kemajuan UIN SGD Bandung,” ujarnya.
Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung Prof. Dr. H. Mahmud M.Si., CSEE., berharap, kehadiran 20 guru besar di lingkungan UIN Bandung yang berjumlah 70 ini dapat memberikan kontribusi positif dalam mewujudkan kampus yang unggul dan kompetitif.
“Sejatinya 22, karena 2 guru besar baru kemarin keluarnya. Jadi yang dikukuhkan hari hanya 20 guru besar. 2 lagi untuk rektor baru. Tentunya ini tidak lepas dari anugerah Allah SWT, atas bimbingan, arahan, dukungan dari Pa Dirjen, Pa Direktur, Pa Balitbang, sehingga bertambah guru besar jadi 72. Selamat. Semoga kehadiran saudara jadi lambang perguruan tinggi, teladan kampus. Saya titip mari kita sama-sama tampil mempesona, sebagai guru besar harus bijak dalam berucap, bertindak dan berusaha untuk menghadirkan perilaku Islami. Jika tidak terkontrol, sepak terjang mencoreng guru besar,” ujarnya.
Menjawab berbagai kritikan atas produktivitas guru besar yang dianggap tidak memberikan kontribusi nyata pada masyarakat, perkembangan ilmu pengetahuan. Prof Mahmud mengajak kepada guru besar yang baru dikukuhkan untuk sama-sama tampil Ikhlas dalam rangka memberikan pelayanan terbaik, “yang berat jadi bisa ringan jika ikhlas, gugatan publik akan terasa ringan jika dibarengi dengan kebersamaan. Mari kita bangun kampus unggul kompetitif, dengan ketulusan, keikhlasan dan ketawaduan. Atas dasar itu, jangan robah adat, kesombongan, tapi harus tampil dengan ketawaduan sebagai guru besar. Karena kesuksesan ini banyak pihak yang terlibat, keluarga, istri anak, anugrah ini persembahkan pada mereka. Beri perhatian, keluarga jadi prioritas utama, untuk bangun marwah kampus,” tuturnya.
(Farry nt)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *