Kepala SMPN 1 Kramatmulya Klarifikasi Isu Uang Rp2.500: Bukan Pengganti, tapi Bentuk Empati

 

Kepala SMPN 1 Kramatmulya Klarifikasi Isu Uang Rp2.500: Bukan Pengganti, tapi Bentuk Empati

Kuningan | PI NEWS.com

Pihak SMPN 1 Kramatmulya memberikan klarifikasi resmi menyusul beredarnya informasi di sejumlah platform media sosial yang menyebutkan bahwa kekurangan paket Program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Kamis, 16 Oktober 2025, diganti dengan uang tunai sebesar Rp2.500 per siswa. Klarifikasi ini disampaikan untuk meluruskan kesalahpahaman publik agar tidak menimbulkan persepsi keliru terhadap pelaksanaan program pemerintah tersebut.Jum,at ( 17/10/2025 )

Dalam pernyataannya, pihak sekolah menegaskan bahwa uang sebesar Rp2.500 yang diterima siswa kelas IX bukan merupakan pengganti paket MBG, melainkan bentuk empati spontan dari salah seorang pembina OSIS yang merasa prihatin terhadap siswa yang hari itu belum menerima jatah makan bergizi akibat keterlambatan distribusi paket.

Benar, pada hari Kamis itu memang terjadi kekurangan pengiriman paket untuk siswa kelas IX. Pembina OSIS merasa kasihan kepada para siswa dan secara spontan memberikan uang Rp2.500 per siswa sebagai bentuk empati, bukan pengganti paket MBG.jelas Hajar Hermawan Saputra Ranreng, S.Pd, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan sekaligus pengelola Program MBG.

Hajar menjelaskan, inisiatif tersebut dilakukan spontan setelah pembina OSIS berbincang dengan pihak Wakasek Kesiswaan, tanpa melalui konfirmasi terlebih dahulu kepada Kepala Sekolah. Dana yang digunakan pun berasal dari infaq Jumat warga sekolah, bukan dari dapur maupun alokasi anggaran MBG.

Langkah itu murni spontanitas pribadi sebagai bentuk kepedulian. Tidak ada hubungan dengan pelaksanaan Program MBG yang dikelola pemerintah. tegasnya.

Sementara itu, Kepala SMPN 1 Kramatmulya Efendi, S.Pd., M.M., yang juga penanggung jawab program, menegaskan bahwa pihaknya memahami tindakan tersebut didorong oleh rasa kemanusiaan dan empati terhadap siswa. Meski demikian, pihak sekolah telah melakukan evaluasi agar setiap langkah ke depan tetap sesuai prosedur dan melalui koordinasi internal.

Kami memahami niat baik guru kami. Namun, agar tidak menimbulkan kesalahpahaman, ke depan setiap tindakan serupa akan dikonsultasikan terlebih dahulu. Klarifikasi ini penting agar publik memahami konteks sebenarnya dan tidak menilai secara keliru, ujar Efendi.

Melalui penjelasan resmi ini, pihak sekolah berharap isu yang sempat berkembang di media sosial dapat disikapi secara proporsional. Sekolah juga mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati dalam menerima dan menyebarkan informasi, terutama yang berkaitan dengan kebijakan publik dan dunia pendidikan.

(Andri Hdw )

Pos terkait