Sekolah Terendam Banjir, Siswa MI di Cilacap Terlaksa Jalani Ujian Semester di Masjid

Cilacap, pi-news.online

Curah hujan tinggi yang mengguyur wilayah Kabupaten Cilacap selama beberapa hari, membuat sejumlah fasilitas umum di Kecamatan Kawunganten terendam banjir. Seperti yang terlihat di sekolah MI Ma’arif NU 02 yang berlokasi di Dusun Nusajaya, Desa Bojong, pada Rabu (4/12/2024).

Pantauan di lapangan, banjir tidak hanya merendam halaman sekolah saja, namun seluruh ruang kelas 1 hingga 6. Adapun ketinggian air kurang lebih 30 centimeter.

Pihak sekolah pun terpaksa memindahkan proses belajar mengajar siswa ke Masjid yang berada tak jauh dari lokasi lantaran kondisi sekolah terendam banjir.

Sementara sekolah tersebut saat ini sedang melaksanakan ujian semester. Beruntung bangunan Masjid tidak ikut terendam banjir, sehingga bisa digunakan 68 siswa kelas 1 sampai 6, meskipun harus mengerjakan soal di lantai.

Kepala Sekolah MI Ma’arif NU 02 Bojong Agus Eko Setiawan mengatakan, banjir sudah terjadi sejak kamis (28/11/2024) sore kemarin.

“Karena kondisi kelas semuanya kebanjiran, sebagian besar siswa siswi kami belajar di dalam Masjid. Alhamdulillah Masjid belum terkena banjir, jadi untuk belajar, terutama tes mulai hari senin kemarin, jadi kita laksanakan sementara di dalam Masjid,” ujar Agus.

“Misal Masjid nantinya terendam banjir, kita sudah rembug bersama dengan pihak guru dan juga tadi ada masukan dari warga sekitar, proses belajarnya bisa dilaksanakan di rumah-rumah warga,” imbuhnya.

Agus mengakui, bahwa sekolah mengalami kebanjiran lantaran kondisi bangunan yang berada di dataran rendah. “Jadi selain faktor hujan, juga air kiriman dari Dusun Bugelsampang, Kalijeruk, Sarwadadi semuanya bermuara kesini, sehingga sekolah kami kebanjiran,” ungkapnya.

“Kebetulan juga sungainya disini langsung menuju ke laut nah di tahun bulan bulan ini kan rob atau intensitas air laut itu tinggi, jadi air tidak bisa langsung menuju ke laut,” tandasnya.

Sementara itu, Cantika salah satu siswi kelas 6 ini mengaku terkendala selama mengikuti ujian semester. Ia merasa kesulitan saat menulis lantaran tidak menggunakan meja, hanya beralaskan lantai.

“Karena di kelas banjir, jadi saya dan teman-teman disuruh guru di Masjid. Kebetulan kan nggak pakai meja jadi susah,” ungkapnya.

“Banjirnya satu lutut, dari kemarin nggak surut-surut. Harapanya sekolahanya di tinggiin lagi supaya gak banjir,” pungkas Cantika.

Tak hanya mengganggu proses belajar mengajar, para siswa juga terkendala saat akan pulang sekolah menuju rumah masing-masing. Mereka terpaksa menggunakan perahu.

Adapun sebagian siswa lainnya yang berjalan menerobos banjir. Ada pula siswa yang dijemput oleh orang tuanya dengan cara digendong karena menghindari banjir.
(Dwt)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *