Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung : Dies Natalis ke-54 Berbeda Dari Biasanya Tidak Ada Prosesi Sidang Senat Terbuka Dengan Toga Kebesaran. Namun Diadakan Secara Sederhana Dengan Menyelenggarakan Acara Khotmil Qur’an

Bandung, pi-news.online

Dalam rangka Dies Natalis ke-54 UIN Sunan Gunung Djati Bandung menggelar Khotmil Qur’an yang dipimpin oleh Wakil Rektor I, Prof. Dr. H. Rosihon Anwar, M.Ag di gedung O. Djauharuddin AR, Jumat (08/04/2022).

Dalam sambutannya, Ketua Senat, Prof. Dr. H. Nanat Fatah Natsir, MS mengajak civitas akademika untuk melakukan tasyakur bi ni’mah atas lahirnya UIN Sunan Gunung Djati Bandung dengan meneladani semangat, perjuangan para pendiri IAIN Sunan Gunung Djati Bandung, sehingga menjadi pijakan dalam meraih prestasi yang membanggakan baik ditingkat nasional maupun internasional.

“Saya yakin bentuk tasyakur bi ni’mah dalam kondisi sekarang, dengan terus meneladani para pendahulu sebagai bentuk syukur terhadap sesama manusia. Syukur primer itu kepada manusia, baru kepada Allah SWT. Sewaktu saya menjadi murid di PGA, para pendiri UIN terus berjuang untuk keberlangsungan kampus yang sampai hari ini berdiri dan berhasil melahirkan tokoh nasional, politisi, cendekiawan yang berkontribusi positif terhadap menyebarkan dakwah Islam, pendidikan,” tegasnya.

Rektor Prof. Dr. H. Mahmud, M.Si menyampaikan permohonan maaf untuk Dies Natalis ke-54 berbeda dari biasanya karena tidak ada prosesi Sidang Senat Terbuka dengan toga kebesaran. Namun diadakan secara sederhana dengan menyelenggarakan acara Khotmil Qur’an.

“Saya atas nama pimpinan mohon maaf kepada seluruh civitas akademika untuk Dies ke-54 tidak dilakukan secara meriah karena bulan ramadhan, nanti tanggal 19 April melepas purnabakti sebelum pandemi, saat pandemi sekaligus serah terima kepada Prof Endang sebagai Ketua Purnabakti, dengan catatan tanggung jawab dari datang sampai pulang diatur oleh unit masing-masing, jangan ada alasan tidak bisa datang karena tidak mempunyai ongkos,” jelasnya.

Prof Mahmud menegaskan “Mudah-mudahan pasca ramadhan kita bisa menyelenggarakan tasyakur bi ni’mah, karena di mata saya cerita, semangat mereka sangat hebat dalam membangun kampus tercinta saat itu, dengan fasilitas sangat sederhana bisa membanggakan. Oleh karena itu sangat tidak pantas jika kita melupakan perjuangan para pendahulu,” tegasnya.

Menurutnya upaya membangun rekognisi internasional harus dilakukan dengan ikhtiar secara bersama-sama, meneladani para pejuang. Rumusnya miliki kemauan, kesungguhan, pantang menyerah, terus berjuang dan mari tunjukkan prestasi mahasiswa, dosen, tenaga kependidikan agar marwah kampus tetap bergengsi dan terhormat.

“Tentunya saya mengucapkan terima kasih kepada semuanya, para senior, orang tua yang sudah membangun kampus sampai sekarang. Sesuai milestone tahun ini sudah masuk pengakuan internasional, banyak yang harus digarap dan membutuhkan semangat. Untuk itu memasuki rekognisi internasional harus menjadi ikhtiar bersama dalam mencapaian pengakuan internasional,” jelasnya. (Farry nt)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *