Bandung, pi-news.online
Perusahaan BUMN yang bergerak di bidang elektronika dan pertahanan, PT Len Industri (Persero) kini fokus mengembangkan bisnis solar cell atau sel surya.
Direktur Utama PT Len Industri Bobby Rasyidin mengatakan, strategi pengembangan industri manufaktur solar cell yang tepat adalah dengan memperhitungkan kesiapan ekosistem industri di dalam negeri, komponen yang bisa cepat diproduksi, serta cost (produksi) yang kompetitif.
Kemudian, ditambah kerjasama dengan produsen besar dunia yang sudah proven, sehingga bisa menurunkan harga penjualan panel surya.
Hingga akhir tahun 2020, kapasitas nasional PLTS terpasang masih kurang 200 MWp.
“Dari jumlah tersebut, PT Len Industri berserta anak perusahaan, PT SEI, telah berkontribusi memasang sistem tenaga surya sebesar 42,6 MWp atau sekitar 24 persen dari total terpasang,” tutur Bobby, Jumat (10/9/2021).
Pencapaian ini masih sangat jauh dari target 2025 kapasitas PLTS terpasang sebesar 6,5 GWp atau Bauran Energi Primer 23 persen EBT.
Secara nasional, kapasitas produksi modul surya di Indonesia sebesar 560 MWp/tahun dari 12 perusahaan yang terdaftar di APAMSI (Asosiasi Pabrikan Modul Surya Indonesia), dengan tingkat penyerapan di pasar yang masih sangat rendah.
Baca juga: Investasi Rp 2 Triliun, PT Len Industri Segera Produksi Solar Cell
PT Len Industri telah melakukan studi perkembangan industri tenaga surya di negara-negara besar seperti China, Jepang, Jerman dan Amerika.
Kementerian BUMN mendukung perkembangan EBT di Indonesia, antara lain telah pengeluaran SK yang berkaitan langsung dengan Len Industri dan BUMN lain (Pertamina dan PLN) berupa pembentukan tim percepatan pengembangan dan pemanfaatan energi surya, maupun persiapan JV Manufaktur Solar Cell dan JV Developer.
JV BUMN Solar Pertamina-Len kini dalam proses pengembangan industri manufaktur solar cell berkapasitas 660 MWp/tahun dengan bahan baku wafer, dimana Komisi VII DPR RI sangat mengharapkan progres dari JV ini.
“Rencana pengembangan pabrik solar cell akan meningkatkan nilai TKDN dan akan menurunkan harga penjualannya, sehingga diharapkan investasi PLTS menjadi kian menarik untuk mendapatkan listrik yang terjangkau bagi masyarakat, industri, maupun komersil,” ungkap Bobby.(Rekkynt)