Disdik Jabar Telah Mengupayakan 466 Dari 18.645 Guru Maupun Tenaga Pendidik Non-PNS Berhak Mendapatkan Tunjangan Profesi Guru Senilai Rp. 1,5 Juta Perbulan

KOTA BANDUNG, pi-news.online

Tahun 2021 ini, Dinas Pendidikan Jabar telah mengupayakan 466 dari 18.645 guru maupun tenaga pendidik non-PNS untuk berhak mendapatkan tunjangan profesi guru senilai Rp. 1,5 juta perbulan.
Tahun 2020 lalu, hak yang sama juga telah lebih dulu didapatkan oleh 1.461 guru dan tenaga pendidikan non PNS.
Keputusan tersebut dilakukan setelah mengantongi SK Penugasan Guru yang diserahkan Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Jabar Dedi Supandi secara simbolis di Aula Dewi Sartika, Kantor Disdik Jabar, Jalan Radjiman No. 6, Kota Bandung, Kamis, 12 Agustus 2021.
Guru non-PNS di Sekolah Menengah Atas (SMA), sekolah menengah kejuruan (SMK), dan sekolah luar biasa (SLB), akan mendapatkan SK tersebut setelah dinyatakan memiliki persyaratan dan lulus tes PPG (Pendidikan Profesi Guru).
Dikutip dari keterangan Humas Dinas Pendidikan Jabar, Dedi Supandi mengatakan, penyerahan SK ini sebagai upaya meningkatkan akses dan mutu pendidikan untuk terwujudnya Jabar juara lahir batin dengan inovasi dan kolaborasi. 
Adapun salah satu strateginya yaitu menyasar guru maupun tenaga pendidikan.
Dedi menyampaikan, Tadi kita sudah memberikan secara bertahap dari tahun kemarin, tahun kemarin ada 1.461 guru tenaga kependidikan non PNS yang kita berikan SK dan hari ini kita berikan 466 orang,”.
Dedi juga menyebutkan, bahwa terdapat sejumlah kriteria mulai dari persyaratan administrasi maupun substansi. Dari mulai ijazah, pengalaman belajar, kalian baik hingga mengikuti tes. 
Seleksinya dilaksanakan oleh kemendikbud. Tapi pada saat mereka dinyatakan lulus, SK itu harus diketahui juga oleh Menpan, karena tambahan sertifikasi Rp 1,5 juta flat itu adalah penggajian APBN,” ujarnya. 
Menurut dia, saat ini terdapat 18.465 guru non-PNS di Jabar. Dedi mengatakan, pihaknya akan terus meningkatkan kuota guru non-PNS yang mendapatkan SK.
Bagi yang tidak lulus dalam tes maupun seleksi, Dedi memastikan mereka dapat mengikuti kembali di tahun berikutnya. Bahkan pengarahan pun akan Dedi berikan agar mereka dapat lolos dalam seleksi tersebut.
Kita akan terus tingkatkan untuk mendukung para guru sehingga kesejahteraannya semakin meningkat,” tuturnya.
Menurut dia, sejumlah guru non-PNS yang telah mengantungi SK ini banyak yang ingin memanfaatkan tunjangan Rp1,5 juta tersebut untuk rumah Bakti Pada Guru (Bataru) yang merupakan program dari Provinsi Jawa Barat. 
Nanti ada rapel Januari sampai dengan semester pertama, jadi Rp1,5 juta dikali 6 bulan, kurang lebih 9 juta. Itu mereka banyak yang ingin dialihkan untuk uang muka Bataru. Sehingga penghasilan mereka tetap tapi seolah-olah cicilan Bataru yang kurang lebih di Rp 900 ribu itu akan bisa menggunakan tunjangan itu,” ujarnya.
Dedi melanjutkan, setiap guru non-PNS yang telah  mendapatkan sertifikasi dan SK ini juga akan memiliki poin 10 persen ketika hendak mengikuti seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) guru. Di mana pihaknya sudah memperjuangkan sebanyak 16.097 guru PPPK yang disetujui oleh kementerian.
Guru yang bersertifikasi ini akan ada tambahan nilai 10% sehingga kans lulusnya lebih tinggi daripada teman-teman yang belum bersertifikasi,” ucapnya. 

Sementara itu, salah seorang guru penerima SK penugasan, Toni mengaku, penyerahan SK ini membuat dirinya lebih termotivasi. “Saya menjadi lebih terpacu dan termotivasi

(Budi)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *