-Keberhasilan Adi Supriatna, S,Kom,,sebagai salah satu pemuda yang menjadi inspirasi bagi kalangan pemuda khususnya di wilayah Ciamis selatan
Pi News.
Pada usia 25 tahun, pemuda asal RT 32/09, Dusun Kertaharja, Desa Kertahayu, Kecamatan Pamarican ini telah memikul tanggung jawab besar sebagai Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) sekaligus Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di wilayahnya.
Dalam penuturannya, ia menyebut bahwa posisinya hari ini bukan datang secara instan, melainkan hasil dari proses panjang, disiplin, dan dorongan kuat dari lingkungan terdekat.
Pendidikan dan Perjalanan Panjang Membuka Peluang
Adi tumbuh dari latar keluarga sederhana. Ia menempuh pendidikan dasar di MI Kertahayu 1, kemudian melanjutkan ke MTs Al Huda.
Selepas itu, ia berhasil mendapatkan beasiswa penuh untuk pendidikan sarjana hingga memperoleh gelar S.Kom.
Saat ini ia juga sedang menempuh studi magister (S2).
Latar belakang inilah yang membuatnya paham betul arti kesempatan.
“Saya berasal dari keluarga yang kurang mampu, dan pendidikan adalah jalan terbaik untuk mengubah keadaan,” ujarnya. Jum’at, (12/12/2025).
Dorongan tersebut membentuk karakter Adi sebagai pekerja keras dan pendorong perubahan bagi lingkungan sekitarnya.
Inspirasi dari Sosok Pembimbing
Di balik perjalanan seorang pemuda desa yang menanjak, selalu ada sosok yang berpengaruh.
Bagi Adi, salah satunya adalah pendamping dari Dinas Sosial Ciamis.
“Dinsos Ciamis melalui Korkab PKH Pa Indra Maulana S.IP., M.M., yang selalu mensuport dan tidak pernah lelah membimbing sampai sekarang,” unkgapnya.
Adi menyebutjika Indra menjadi figur penting dalam proses tumbuhnya.
Dukungan moral dan arahan profesional dari lembaga tersebut menjadi bekal yang membentuk kapasitasnya sebagai penggerak pembangunan.
Peran Besar Orang Tua dalam Setiap Langkah
Meski menapaki karier dan pendidikan yang menjanjikan, Adi tidak pernah melupakan akarnya.
Ayahnya, Juhana, seorang mantan kenek elef, menjadi simbol perjuangan dalam hidupnya.
Motivasi terbesar Adi lahir dari kondisi keluarganya.
“Tujuan utama saya adalah membahagiakan dan mengangkat derajat orang tua,” katanya.
Ia menyadari bahwa setiap pencapaian menjadi bentuk terima kasih dan kebanggaan bagi orang tuanya.
“Wujud terima kasih itu dengan membuat orang tua bangga atas pencapaian yang didapat,” tegas Adi.
Cita-Cita Membangun Manfaat Seluas-Luasnya
Saat membahas tentang cita-cita terbesar dalam hidup, Adi menjawab tegas bahwa ia ingin menjadi pribadi yang bermanfaat bagi banyak orang.
“Menjadi orang yang bermanfaat bagi setiap orang dan menjadi suatu kebanggaan buat keluarga,” ujarnya.
Baginya, pengabdian bukan sekadar jabatan, tetapi jalan hidup untuk menghadirkan perubahan sosial, terutama di desa tempat ia tumbuh dan besar.
#Misman








