๐—ฃ๐—˜๐—Ÿ๐—”๐—ž๐—ฆ๐—”๐—ก๐—”๐—”๐—ก ๐—œ๐—ก๐—ฃ๐—ฅ๐—˜๐—ฆ ๐—ก๐—ข ๐Ÿฎ ๐—ง๐—”๐—›๐—จ๐—ก ๐Ÿฎ๐Ÿฌ๐Ÿฎ๐Ÿฑ ๐—ง๐—”๐—›๐—”๐—ฃ ๐—œ๐—œ๐—œ ๐——๐—œ ๐—•๐—•๐—ช๐—ฆ ๐—–๐—œ๐—ง๐—”๐—ก๐——๐—จ๐—ฌ ๐——๐—œ๐—ž๐—˜๐—ฅ๐—๐—”๐—ž๐—”๐—ก ๐—”๐—ฆ๐—”๐—Ÿ ๐—๐—”๐——๐—œ ๐——๐—”๐—ก ๐——๐—œ๐—ฆ๐—ข๐—ฅ๐—ข๐—ง ๐——๐—ฃ๐—ฅ๐——.

 

๐—ฃ๐—˜๐—Ÿ๐—”๐—ž๐—ฆ๐—”๐—ก๐—”๐—”๐—ก ๐—œ๐—ก๐—ฃ๐—ฅ๐—˜๐—ฆ ๐—ก๐—ข ๐Ÿฎ ๐—ง๐—”๐—›๐—จ๐—ก ๐Ÿฎ๐Ÿฌ๐Ÿฎ๐Ÿฑ ๐—ง๐—”๐—›๐—”๐—ฃ ๐—œ๐—œ๐—œ ๐——๐—œ ๐—•๐—•๐—ช๐—ฆ ๐—–๐—œ๐—ง๐—”๐—ก๐——๐—จ๐—ฌ ๐——๐—œ๐—ž๐—˜๐—ฅ๐—๐—”๐—ž๐—”๐—ก ๐—”๐—ฆ๐—”๐—Ÿ ๐—๐—”๐——๐—œ ๐——๐—”๐—ก ๐——๐—œ๐—ฆ๐—ข๐—ฅ๐—ข๐—ง ๐——๐—ฃ๐—ฅ๐——.

Tasikmalaya, PI News

Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 2 Tahun 2025 tentang Irigasi sebagai langkah strategis untuk memperkuat ketahanan pangan nasional. Instruksi ini hadir sebagai respons terhadap tantangan yang dihadapi sektor pertanian, terutama dalam hal ketersediaan dan efisiensi sistem irigasi yang menjadi tulang punggung produksi pangan di Indonesia.

Inpres ini menegaskan komitmen pemerintah untuk mempercepat pembangunan, peningkatan, rehabilitasi, serta operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi di seluruh wilayah Indonesia. Tujuan utamanya adalah mendukung produktivitas pertanian, khususnya tanaman pangan strategis seperti padi, serta mendorong sinergi antara pemerintah pusat dan daerah dalam pengelolaan sumber daya air secara berkelanjutan.

Dengan pelaksanaan Instruksi Presiden No. 2 Tahun 2025 ini, pemerintah berharap terwujudnya sistem irigasi nasional yang tangguh dan efisien, meningkatnya produktivitas pertanian, serta tercapainya swasembada pangan yang berkelanjutan. Lebih dari itu, Inpres ini menjadi bagian penting dari visi besar Indonesia Emas 2045, di mana pembangunan infrastruktur pertanian yang berkelanjutan menjadi fondasi bagi kemajuan bangsa.

Terkait hal tersebut, Senin (3/11/2025), Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy melaksanakan kegiatan Penandatanganan Peningkatan dan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Utama Kewenangan Daerah (Inpres Tahap III). Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Kepala BBWS Citanduy, serta disaksikan oleh Direktur Irigasi dan Rawa, Kasubdit Wilayah II Direktorat Irigasi dan Rawa, Kepala BP2JK Wilayah Jawa Barat, dan Pokja 100 BP2JK Wilayah Jawa Barat yang turut hadir secara daring.

Peningkatan dan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Utama Kewenangan Daerah di BBWS Citanduy (Inpres Tahap III) dikerjakan PT HUTAMA KARYA ( Persero) dengan nilai penawaran Rp. 47.007.311.919,34 dari nilai Pagu Rp 47.730.512.000,00. Waktu Pelaksanaan : 76 (tujuh puluh enam) hari kalender, Jenis Kontrak Tahun Tunggal dan pasangan batu belah dengan mortar tipe N (5,2 MPa).

Lokasi Pekerjaan Peningkatan dan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Utama Kewenangan Daerah (Inpres Tahap III) berada di wilayah ;
– Cimaragas – Ciamis (Kab.)
– Cibeureum – Banjar (Kota)
– Salawu – Tasikmalaya (Kab.)
– Purbaratu – Tasikmalaya (Kota)
– Citumang – Pangandaran (Kab.)

Ironisnya, Kegiatan yang ditanggungjawab bersama oleh Kepala BBWS Citanduy, Direktur Irigasi dan Rawa, Kasubdit Wilayah II Direktorat Irigasi dan Rawa, Kepala BP2JK Wilayah Jawa Barat, dan Pokja 100 BP2JK Wilayah Jawa Barat mulai disorot Masyarakat bersama anggota DPRD Kabupaten Tasikamalaya.

Wakil Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Tasikmalaya Dani Fardian, menyoroti pelaksanaan proyek peningkatan dan rehabilitasi jaringan irigasi Garunggang di Kecamatan Salawu. Kamis 27 November 2025 mengungkapkan bahwa proyek tersebut tidak diawali dengan sosialisasi secara menyeluruh kepada masyarakat setempat.

Akibatnya, banyak warga yang merasa dirugikan karena pekerjaan dilakukan mendadak tanpa koordinasi dan dugaan bahwa pekerjaan tidak memenuhi spesifikasi teknis, salah satunya terkait standar fondasi irigasi yang seharutukan 40 cm dikerjakan hanya 20 cm menurut keterangan pengawas lapangan.

โ€œTotal ada sekitar 4.000 meter saluran irigasi yang diperbaiki. Proyek sebesar ini semestinya dikerjakan dengan standar kualitas yang benar dan ada lima desa yang bergantung pada saluran irigasi Garungang, yakni Margalaksana, Tanjungsari, Neglasari dan Karangmukti. Total lahannya mencapai ratusan hektare sawah dan kolam-kolam warga,โ€ ungkapnya.

Kepala Desa Neglasari Kecamatan Salawau Sobirin, ketika dihubungi media ini lewat hanphone pribadinya 1/12 menjelaskan, sosialisasi dilaksanakan secara serempak beberapa desa dan para Muspika setempat. ” Ada sosialisasi dari kementrian Pusat dan dianjurkan para pemilik kolam agar memanen kolamnya sebelum pekerjaan dimulai, tentang papan informasi memang tidak ada terpasang nominal proyek dan perusahaan apa yang mengerjakan terus terang saya tidak tau” Sahutnya.

Kami menganjurkan, lanjut Sobirin agar pekerjaan dirubah bentuknya, dari pasangan batu hanya sebelah sebelumnya dirubah menjadi saluran bentuk U agar lebih kokoh, hanya saja pekerjaan tidak dikebut dengan alasan bahan atau pasir susah dan uang dari pemerintah tidak lanjar, sehingga pengaruh ke progres.

Pantauan media ini dilapangan 30/11 pekerjaan sedang dikerjakan, para pekerja sebagian abaikan alat pelindung diri ( APD) dan system campuran mortar dikerjakan secara manual, hal ini membuktikan bahwa mutu beton ( K) tidak akan mencapai kekuatan beton yang semestinya sesuai sepesifikasi teknis yang tertuang dalam dokumen kontrak.

Berbeda dengan pekerjaan irigasi Cikalang Kelurahan Awipari Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya, panjang irigasi yang akan ditembok dan dinormalisasi sepanjang 5,6 kilometer, baru dimulai. Sedangkan system pengerjaan sangat manual, pengeringan air dari galian untuk pasangan batu dikeringkan dengan cara menimba air ala zaman Belanda, hal yang tidak mungkin dikerjakan perusahaan sekelas Hutama Karya, pekerja galian tidak menggunakan alat pelindung diri dan anehnya lagi campuran spesi atau mortar dikerjakan secara manual.

” Pekerjaan baru beberapa hari dimulai pa, dan target selesai akhir Desember ini sedangkan panjang keseluruhan 5,6 kilometer pasangan batu serta normalisasi, kalau gak diangkat sedimen, irigasi ini tidak akan berfungsi” Sahut Wendi dari HK.

Kepala Bidang Kehumasan Balai Besar Wilayah Sungai Citanduy Rahmat, ketika dihubungi media ini lewat hanphone pribadinya menjelaskan, ” Sosialisasi dilaksanakan secara serentak dengan para kepala Desa, Muspika setempat dan diberitahukan penutupan irigasi sementara, agar para petani dan pemilik kolam ikan siap-siap sampai kegiatan selesai” Imbuhnya.

Masyarakat mengharapkan Aparat penegak hukum ( APH) benar – benar mengikuti kegiatan tahap tiga di BBWS Citanduy, agar tidak asal jadi dikerjakan, sehingga program ketahanan pangan tercapai sesuai amanat Inpres No 2 tahun 2025.

Media ini berkomitmen mengawal terus kegiatan yang dikerjakan PT Hutama Karya ( Persero) yg tersebar di lima Kabupaten/Kota, agar dikerjakan tepat waktu dan sesuai spesifikasi teknis seperti yang tertuang dalam Kerangka Acuan Kerja.. ๐“‘๐“ฎ๐“ป๐“ผ๐“ช๐“ถ๐“ซ๐“พ๐“ท๐“ฐ.

OMAN SUDIRMAN/DAMAS PANJAITAN

Pos terkait