FGD Bersama Bakesbangpol Gelar Pencegahan Intoleran dan Radikalisme Bagi Pelajar Bojonegoro

 

FGD Bersama Bakesbangpol Gelar Pencegahan Intoleran dan Radikalisme Bagi Pelajar Bojonegoro

*Kapten Infanteri Agus Darso: Dampak daripada apa itu Intoleran dan Radikalisme, dalam perubahan dan perkembangan jaman di era globalisasi digital dan medsos ini, harus diimbangi dengan Islam dan iman.*

Bojonegoro Jatim, pi-news.online //

Focus Group Discussion (FGD) Kabupaten Bojonegoro, dalam wadah dan naungan Bakesbangpol bersama panitia serta anggota didukung Pemerintah Daerah Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, melalui Bakesbangpol Bojonegoro, pada Selasa 25 Nopember 2025 mulai pukul 08.00 Wib hingga selesai melaksanakan kegiatan sosialisasi dialog interaktif kepada para pelajar dilingkup Dinas Pendidikan Bojonegoro dengan membawa tema *Pencegahan Intoleran dan Radikalisme* di era perubahan dan perkembangan jaman globalisasi digital.

Giat bertempat di Ruang Pertemuan Dharma Wanita Kompleks kantor Bakesbangpol Bojonegoro ini dihadiri oleh Kepala Bakesbangpol Mahmudi, S.Sos, MM., beserta jajarannya, Kabid Kewaspadaan Nasional Bakesbangpol Deddi, perwakilan Kodim 0813 Bojonegoro Pasintel Kapten Infanteri Agus Darso, Kepala Dispora Arif Nanang Sugianto, S.STP., MM, perwakilan, Mapolres Bojonegoro KBO Intel Ipda Didik, Moderator, Dr. Puput S, MPd, Dosen IKIP Bojonegoro, Tokoh Agama, Tokoh masyarakat, utusan Ansor, utusan Ormas, utusan mahasiswa, utusan dari berbagai siswa Sekolah Tingkat Atas, serta orang tua dan Guru pendamping, juga beberapa media berjalan tertib, aman dan lancar.

Dalam laporannya, panitia FGD Kabid Kewaspadaan Nasional Deddi menjelaskan bahwa giat ini dilakukan untuk menghindari dampak polemik dari kejadian dimana indikasinya termasuk kontek Radikalisme, Terorisme Sparatisme yang baru-baru saja terjadi di wilayah Jakarta, yakni di SMA Negeri 72 Jakarta. Jelas Kabid Deddi.

Untuk itu, melalui Bakesbangpol, tentang Apa dan mengapa itu pencegahan Intoleran dan Radikalisme bagi pelajar dijaman digitalisasi yang nantinya disampaikan narasumber, maka kami menghadirkan 100 pelajar dari berbagai sekolah SMA khususnya dan undangan lain pada umumnya. Ungkapnya.

Harapan kami kegiatan ini, mendapatkan banyak manfaat dari narasumber guna menghindarkan dan memberikan berbagai pemaparan solusi kepada generasi muda khususnya pelajar agar tidak mudah terdampak dengan apa itu Radikalisme, Terorisme dan Sparatisme. Ada kurang lebihnya kami panitia mohon maaf sebesar-besarnya.

Dalam sambutannya,
Kepala Bakesbangpol Bojonegoro, Mahmudi, S.Sos, MM., menambahkan, “Kami support dan dukung penuh kegiatan ini. Pencegahan Intoleran dan Radikalisme merupakan bentuk kunci untuk generasi muda, para pelajar khususnya, masyarakat Bojonegoro umumnya untuk menuju Bojonegoro Bahagia Makmur dan Membanggakan. Jelas Mahmudi.

Harapannya, FGD Bojonegoro bisa lebih aktif dalam melaksanakan kegiatannya, sehingga dapat lebih dikenal dan bermanfaat bagi para pelajar dilingkup Bojonegoro sebagai penerus bangsa. Ungkapnya.

Disesi pemaparan, narasumber mewakili Kodim 0813 Bojonegoro, Pasintel, Kapten Infanteri Agus Darso mengungkapkan bahwa dampak daripada apa itu Intoleran dan Radikalisme, hingga Sparatisme dalam perubahan dan perkembangan jaman di era globalisasi medsos saat ini, harus diimbangi dengan Islam dan iman. Kata Kapten Agus.

Seperti kali ini dan apa itu Intoleran dan Radikalisme bilamana para peserta dengan hanya cukup dari melihat saja untuk kalkulasinya sudah masuk 75% dan ditambah dengan mendengar 25%, maka secara tidak langsung mereka sudah termasuk menyimak dan 100% nya sudah memahami. Namun demikian hal itu cukup diketahui dan jangan sampai mudah terprovokasi. Terangnya.

Lebih dalam Agus menjelaskan bahwa Radikalisme, Terorisme dan/atau Sparatisme adalah berbeda cara penanganannya. Akan tetapi dalam hal ini TNI tidak bisa menanganinya, secara hukum ada yang lebih berwenang yaitu Aparat Penegak Hukum (APH) instansi kepolisian. Ungkapnya.

Dipenyampaiannya narasumber Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga (Dispora) Arief Nanang Sugianto, S.STP., MM mengungkapkan bahwa dalam cara pandang pencegahan bisa dilakukan dengan cara membangun Nasionalisme pada generasi muda (pelajar) dengan menanamkan diantaranya sebuah kebanggaan terhadap budaya Indonesia. Kata Arief sapaan akrabnya.

Arief mencontohkan seorang tokoh besar Nasionalis Ir. Soekarno selaku proklamator dengan semboyannya: *Nasionalisme itu bukanlah jual aset bangsa untuk dikuasai asing, bukan pula impor dan bangsa pakai produk bangsa lain.*

“Membangun Karakter Pemuda Nasionalis, Kritis, dan Anti Radikalisme”

Pemuda merupakan pilar utama keberlanjutan bangsa. Pada era globalisasi dan derasnya arus informasi, pemuda dituntut memiliki karakter yang kuat dan dapat mencerminkan identitas bangsa sekaligus mampu menghadapi tantangan bangsa. Dan masih banyak lagi. Ungkapnya.

Pemaparan narasumber mewakili Mapolres Bojonegoro Ipda Didik menyampaikan bahwa diantara paham idoilogi yang ekstrim, itu saling berkaitan antara suku, ras dan agama. Ujar Didik.

Sementara penyebab katagori diantaranya ketidak adilan yang terjadi secara global maupun lokal, perbedaan sosial, dan masih banyak lagi. Ini perlu dipahami oleh adik-adik pelajar sebagai generasi penerus bangsa. Imbuhnya.

Untuk itu, peran serta para siswa guna pencegahan dapat melakukan seperti contohnya menjadikan dirinya sebagai agen perdamaian dilingkup kecil sekolahan, Cerdas dalam berpikir dan tidak mudah terprovokasi didalam dan diluar sekolah, sebagai benteng yang penuh toleransi dari dampak Radikalisme dan terorisme. Jelasnya.

Didik juga menambahkan dari apa yang disampaikan oleh pak Agus bahwa kejadian di SMA Negeri 72 Jakarta bukanlah termasuk Radikalisme namun unsurnya Terorisme.

Menurut didik terjadinya kejadian ada unsur sebuah indikasi dengan motif awal yang cenderung ke provokatif diantara teman sekolah ditambah dengan munculnya kalimat dan langkah keperundungan, atau pembulian oleh oknum guru dan siswa.

Dipenghujung, Didik juga sempat mengungkapkan, ada sejumlah keberhasilan dari jajaran anggota Mapolres Bojonegoro yang saat itu pernah menangkap sejumlah personil teroris dampak dari bom Bali dan lainnya. Pungkasnya.

Berlanjut dan setelah berbagai materi diberikan, Moderator, Dr. Puput S, MPd, yang juga menjabat sebagai Dosen IKIP Bojonegoro, membuka sesi tanya jawab kepada seluruh peserta pelajar yang hadir.

Antusiasme para pelajar terlihat ketika masuk sesi tanya jawab dan karena keterbatasan waktu sehingga tiga penannya diberikan ruang waktu bertanya diantaranya dari siswi SMAN 3, siswa SMAN 4 dan mahasiswi dari IKIP PGRI Bojonegoro, dan tampak kepuasan jawaban dari narasumber pun menjadi kebanggaan pemahaman yang absolut tersendiri oleh para pelajar dengan bangga.

Diakhir, usai acara kemudian dilanjutkan foto bersama yang dibarengi dengan ucapan serentak tentang semboyan motto Bupati Bojonegoro yakni *Bojonegoro Bahagia Makmur dan Membanggakan.* (Mbing/Galoeh)

Editorial: Korwil Jatim

Pos terkait