Di Bojonegoro Minat Bacanya Tinggi, Namun Infrastruktur dan Program Pendukung Literasi Belum Memadai

Bojonegoro Jatim, pi-news.online //

Mau disadari ataupun tidak.! Wilayah Kabupaten Bojonegoro, saat-saat ini sedang menghadapi tantangan serius dalam bidang literasi. Ucap Tya Gunawan pada Senin 07/04/2025 sembari menunjukan sebuah jurnal tentang minat baca di kalangan muda saat ditemui awak media ini di sebuah pusat perbelanjaan seputaran Jl. Veteran Kota Ledre Bojonegoro, Jawa Timur.

Tya panggilan akrabnya sehari-hari adalah seorang novelis yang sudah menerbitkan banyak karyanya di dunia digital dan beberapa goresanya sudah diterbitkan dan dinikmati banyak kalangan, baik pejabat, artis hingga masyarakat umum.

“Saya masih banyak belajar mas,” ucap Tya lirih sambil membetulkan hijabnya.

Masih kata Tya, meskipun tingkat kegemaran membaca masyarakat mencapai 84,53 % bentuk minat salah satu yang tertinggi di Jawa Timur, namun demikian Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) kabupaten Bojonegoro terpaut hanya berada pada angka 57,48 % dan menempatkanya di peringkat ke-27 dari 38 Kabupaten / Kota di provinsi. Jelasnya.

Disparitas ini menunjukkan bahwa meskipun minat baca tinggi, tampaknya tentang infrastruktur dan program pendukung literasi masih belum memadai.

“Bagi saya ini sebuah dilema, ungkap ibu satu anak yang sehari-hari mengajar di SMK Negeri Sekar dengan penuh semangat.

Sementara itu, menumbuhkan minat baca dan menulis itu menjadi kewajiban bersama, tidak usah dan tidak perlu saling menyalahkan. “Ini pekerjaan rumah kita, jangan melempar kesalahan pada siapapun.” Timpal Tya yang siang itu kelihatan anggun menggunakan setelan hitam dengan didampingi suami tercinta.

Menurutnya, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Bojonegoro harus lebih giat dan terus berupaya meningkatkan layanan literasi. Banyak cara, salah satunya dengan mobil perpustakaan keliling. Tujuanya adalah menanamkan budaya membaca sejak usia dini serta mengasah kreatifitas dan imajinasi anak-anak.

Tapi saya lihat, upaya-upaya tersebut tampaknya belum cukup untuk mengatasi rendahnya IPLM di Bojonegoro. Diperlukan langkah-langkah strategis dan kolaboratif antara pemerintah daerah, institusi pendidikan, dan masyarakat untuk memperbaiki kondisi ini. Selain itu juga harus ada peningkatan akses terhadap bahan bacaan. Ungkapnya.

Berat memang, tapi jangan putus asa dan kita harus saling bergandengan tangan. Peradaban modern tidak bisa ditolak, cara membentengi generasi kita, ya! harus dengan menumbuhkan minat baca, kita bisa!. Ujar Tya.

Disisi lain, penyediaan fasilitas literasi yang memadai, serta program-program edukasi yang berkelanjutan menjadi kunci dalam upaya meningkatkan kualitas literasi masyarakat Bojonegoro. Pungkasnya. (Galoeh.H.s)

Editorial: Solikin Korwil Jatim

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *