Elemen Lingkar Tambang Minta AMNT Hentikan Dominasi Taipan di Pelabuhan

MATARAM NTB
pi – news .online —

Sejumlah elemen di Lingkar tambang, PT.Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) meminta perusahaan milik Alex Ramli tersebut menghentikan dominasi pengusaha Taipan di Pelabuhan Bongkar Muat, Benete, Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat.

AMNT diketahui adalah penyedia jasa bongkar muat terbesar barang di Pelabuhan Benete. Nilai transaksi jasa bongkar muat yang dikeluarkan AMNT, diperkirakan lebih dari Rp 10 Milyar perbulan. Selain menolak dominasi pengusaha Taipan, perusahaan tambang emas dan tembaga terbesar kedua setelah PT.Freeport Indonesia itu, juga diminta menghentikan dominasi perusahaan bongkar muat asal luar daerah, ketimbang lokal.

“Kami setuju mendesak AMNT memberikan kuota 50 persen untuk pengusaha lokal kita. Kami butuh pengusaha lokal kita berkembang dan tenaga kerja lokal bisa diserap lebih besar di sektor bongkar muat ini,” kata, Oggy Wahyu Ramdhani, 27 tahun, tokoh pemuda Jereweh, Lingkar tambang, Minggu (6/4).

Kuota bagi pengusaha lokal, kata Oggy, penting diberikan guna menjamin pemberdayaan dan kewajiban AMNT terhadap perlindungan dan tumbuh kembangnya ekonomi lokal. Apalagi, banyak sekali eks pekerja Subkont AMNT terpaksa menganggur karena kehabisan projek. Setidaknya, keberlanjutan usaha lokal di sektor pelabuhan bisa menjamin daya serap tenaga kerja lokal.

Deros, 54 tahun, tenaga kerja bongkar muat warga Brang Rea, kepada media pi- – news.online ,juga mengakui keberadaan pengusaha lokal di pelabuhan Benete, bisa ikut membantu peluang usaha dan peluang kerja bagi tidak hanya dirinya tapi, warga Sumbawa Barat lainnya.

Anas Salmin, penggiat lembaga sosial di Benete Kecamatan Maluk, juga memprotes dan menolak upaya adu domba pengusaha Taipan, Budi Alung terhadap sesama lokal. Menurutnya, dominasi dan trik bisnis pengusaha Taipan di pelabuhan Benete malah memicu Inkondusifitas usaha di pelabuhan. Ia meminta, management PT.AMNT mengevaluasi total penunjukkan bandar bongkar muat asal luar daerah. Yakni, PT. Amman Samudera Sejahtera Abadi (ASSA).

“Mestinya AMNT fokus memastikan keterlibatan lokal cukup signifikan dong. Masa membiarkan pengusaha lokal dihancurkan pengusaha luar atau oknum pengusaha Taipan. Ini kan gak benar. Lagian evaluasi penunjukkan ASSA kalau hanya memperkaya dan memperkuat pemodal Taipan saja. Ini bisa picu kemerahan banyak pihak,” katanya keras.

Sebelumnya, PT.AMNT merilis laporan bahwa telah berkontribusi terhadap setidaknya 59 persen belanja perusahaan dengan pelibatan kontraktor lokal atau pengusaha lokal. Klaim ini malah dibantah Anggota Parlemen lingkar tambang sendiri, H.Basuki Rasyid.

H.Basuki kader partai Golkar ini meminta klaim AMNT itu di kroscek kembali karena tidak sesuai dengan realisasi lapangan ketimbang data yang tersaji.

“Sebaiknya di kroscek lagi. Karena saya tidak melihat kenyataan itu dilapangan” tegas, pak Bas, sapaan akrabnya.

Ia bahkan percaya, bahwa pelibatan pengusaha lokal dalam jasa bongkar muat minim. Ia menyebut, karena data lalulintas bongkar muat kapal yang dikeluarkan otoritas Syahbandar adalah sumber yang bisa dipercaya.

Dalam sebuah diskusi, sejumlah elemen pemuda dan penggiat lembaga dilingkar tambang serta wilayah lain di Sumbawa Barat menyatakan kesiapannya untuk menggelar aksi unjuk rasa besar besaran didepan gate AMNT dan Pelabuhan Benete untuk memastikan kuota lokal di pelabuhan tercapai. Dan menolak keberadaan pengusaha Taipan di Benete.
( Irwanto )

Pos terkait