Pekanbaru -Pi news online.
Kepolisian Daerah (Polda) Riau menerima kunjungan silaturahmi dari Forum Komunikasi Pemuka Masyarakat Riau (FKPMR) di Aula Tribrata Lantai 5 Polda Riau, pada Selasa, (19/2/2025).
Kegiatan ini dihadiri oleh Kapolda Riau, Irjen Pol Mohammad Iqbal, Wakapolda, serta Pejabat Utama (PJU) Polda Riau. Dari pihak FKPMR, turut hadir Ketua Umum FKPMR Dr. drh. H. Chaidir, Sekjen FKPMR Drs. H. Endang Sukarelawan, serta sejumlah tokoh masyarakat Riau lainnya.
Acara diawali dengan makan siang bersama, kemudian dilanjutkan dengan pembukaan oleh MC Ipda Danriani serta pembacaan doa oleh Bripda Ilham Mulia R. Setelah itu, Ketua Umum FKPMR memberikan sambutan, disusul oleh sambutan Kapolda Riau, Irjen Pol Mohammad Iqbal.
Dalam sambutannya, Kapolda Riau menyampaikan rasa syukur atas kelancaran kepemimpinannya di Polda Riau. Ia menegaskan bahwa kepemimpinan dalam institusi kepolisian bukanlah tugas yang mudah. Menurutnya, seorang Kapolda harus memiliki tanggung jawab besar dalam mengelola tim internal maupun eksternal guna menjaga keamanan dan ketertiban di wilayahnya. Dalam menjalankan tugasnya, strategi soft power menjadi kunci utama yang diterapkan.
Kapolda Riau menjelaskan bahwa kepolisian tidak boleh hanya bersikap reaktif, tetapi harus lebih proaktif dalam menjalankan tugasnya. Oleh karena itu, setiap anggota kepolisian yang tidak aktif dalam menjalankan tugas akan dievaluasi dan bahkan diganti jika diperlukan. Dengan penuh kerendahan hati, Kapolda juga meminta masukan dari masyarakat untuk menegur dan mengevaluasi kinerja kepolisian.
“Menjadi Kapolda adalah tentang bagaimana bertanggung jawab terhadap kepemimpinan. Kami membangun strategi berbasis soft power yang proaktif, bukan hanya reaktif. Jika ada anggota kepolisian yang kurang maksimal, kami siap menerima masukan untuk perbaikan,” ujarnya.
Selain itu, Kapolda menekankan pentingnya kolaborasi dengan berbagai pihak dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas). Ia menegaskan bahwa keberhasilan menjaga stabilitas wilayah tidak hanya bergantung pada kerja kepolisian, tetapi juga hasil kerja sama dengan tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat, pemuda, dan jurnalis.
Hal lain, Kapolda Riau Irjen Pol Mohammad Iqbal menceritakan strategi cooling system di tahun politik 2024 yang lalu, Polda Riau menginisiasi strategi cooling system guna menjaga situasi tetap kondusif. Strategi ini melibatkan pendekatan intensif kepada seluruh elemen masyarakat untuk mencegah konflik dan perpecahan akibat perbedaan pilihan politik.
“Kami mengajak seluruh tokoh agama, tokoh masyarakat, dan tokoh adat untuk bersama-sama menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Pemilu adalah ajang kompetisi, tetapi persaudaraan tetap menjadi yang utama,” tambahnya.
Selain pendekatan langsung, strategi cooling system juga diterapkan di media untuk menghindari penyebaran hoaks yang dapat memicu ketegangan. Kapolda menyoroti fenomena jurnalisme modern yang sering kali kurang mengedepankan verifikasi informasi, sehingga dapat menimbulkan persepsi publik yang keliru.
Untuk mengatasi hal ini, Polda Riau menggelar lomba karya jurnalistik guna memenuhi ruang media dengan berita-berita yang menyejukkan dan mendukung persatuan.
“Kami menyadari bahwa era media saat ini sangat mempengaruhi persepsi publik. Oleh karena itu, kami berupaya menghadirkan berita yang menyejukkan dan mengutamakan persatuan,” tegasnya.
Upaya tersebut membuahkan hasil positif. Seluruh elemen masyarakat di Riau, termasuk 12 kabupaten/kota, turut serta dalam menjaga stabilitas politik. Kapolda mengklaim bahwa Polda Riau menjadi satu-satunya yang menerapkan strategi cooling system di media, yang berdampak pada persepsi publik yang lebih damai dan kondusif.
“Alhamdulillah, tahun politik 2024 bisa kita lalui dengan aman dan kondusif. Ini adalah hasil kerja sama kita semua, bukan hanya kepolisian dan TNI, tetapi juga seluruh masyarakat,” tutupnya.(***)
Rosa,g