DKP Tine Yowargana: Babak Kualifikasi Porprov XV Jadi Filtrasi Menuju Prestasi PON 2028

 

DKP Tine Yowargana: Babak Kualifikasi Porprov XV Jadi Filtrasi Menuju Prestasi PON 2028

PI News
Selasa, 2/12/2025

Sekretaris Umum Pengurus Provinsi Muaythai Jawa Barat, D. K.P. Tine Yowargana, B.A., B.E., M.H., menegaskan bahwa Babak Kualifikasi Porprov XV Jawa Barat cabang olahraga Muaythai yang digelar di GOR KONI Kota Bandung merupakan proses penting untuk menyaring atlet-atlet terbaik yang akan diproyeksikan menuju PON XXII 2028.

“Ini adalah proses filtrasi untuk mendapatkan bibit-bibit terbaik yang akan bermain di Porprov 2026. Jadi seluruh proses ini bagian dari persiapan besar menuju PON 2028,” ujar Tine.

Penyelenggaraan Dapat Apresiasi, Kualitas Kompetisi Meningkat

Tine menyebutkan bahwa penyelenggaraan babak kualifikasi tahun ini berjalan dengan sangat baik, dari segi ketepatan waktu hingga kesiapan peralatan bertaraf internasional.

“Semua berjalan sangat baik. Ketepatan waktu, kesiapan panitia, hingga detail teknis mendapat apresiasi dari berbagai pihak. Dengan penyelenggaraan tepat waktu, atlet juga bisa beristirahat dengan baik,” jelasnya.

Target Muaythai Jabar pada PON XXII tetap tinggi: 7 medali emas. Menurutnya, target tersebut realistis mengingat 28 nomor dipertandingkan pada Porprov.

Masalah Pendanaan Masih Jadi Kendala

Dalam wawancara, Tine juga menyoroti kendala anggaran yang dihadapi sejumlah kota/kabupaten karena kebijakan penghematan tahun ini.

“Masalah klise kita adalah pendanaan. Ada daerah yang kesulitan menganggarkan keberangkatan atlet. Tapi karena ini untuk Jawa Barat, kami saling membantu. Tujuannya satu: mencari bibit terbaik untuk PON,” katanya.

Tine berharap perhatian pemerintah daerah lebih besar, terutama terhadap atlet berprestasi.

“Beberapa atlet didukung penuh bupati, tapi dari pemerintah provinsi dan kota, termasuk Walikota Bandung, belum ada komunikasi langsung. Padahal perhatian itu sangat berarti bagi semangat atlet,” tambahnya.

Standar Pertandingan IFMA, Juri Hingga Peralatan Lengkap

Tine memastikan seluruh perangkat perlindungan dan kelengkapan pertandingan mengikuti standar IFMA (International Federation of Muaythai Associations) dan sebagian besar peralatan didatangkan langsung dari luar negeri.

“Kami menggunakan pelindung kepala, tulang kering, dada, dan perlengkapan lain sesuai standar IFMA. Semua perlengkapan baru dan bersertifikat internasional,” ungkapnya.

Di sisi juri, panitia menghadirkan wasit-juri berstandar nasional hingga yang berasal dari luar Jawa Barat.

“Kualitas pertandingan tinggi membutuhkan juri yang jeli. Kami juga jadikan ajang ini ruang pembelajaran bagi juri-juri yang belum bersertifikasi nasional,” kata Tine.

Kesehatan dan Keselamatan Atlet Jadi Prioritas

Tim medis melakukan pemeriksaan kesehatan harian, termasuk tensi dan kondisi jantung. Beberapa atlet dinyatakan tidak bisa bertanding demi keselamatan.

“Kami bukan mengejar hasil jangka pendek. Prioritas utama adalah keselamatan dan masa depan atlet. Ada yang tidak berlaga karena tekanan darah tinggi atau cedera—itu langkah yang benar demi jangka panjang,” tegasnya.

23 Kota/Kabupaten Tampilkan Kekuatan Merata

Tine menilai kekuatan atlet Muaythai Jabar semakin merata di seluruh daerah.

“Tidak ada satu daerah yang mendominasi. Kota dan kabupaten kecil pun punya andalan. Standar pertandingan kali ini sudah kelas nasional,” ujarnya.

Ia juga mencatat besarnya dukungan keluarga terhadap para atlet, yang menjadi motivasi tambahan bagi mereka.

Kirim Atlet TC ke Thailand, Siap Harumkan Nama Jabar

Sebagai bentuk pembinaan prestasi internasional, Pengprov Muaythai Jabar mengirim dua atlet untuk Training Camp di Bangkok, Thailand.

“Kami mengirim Adisti dari Subang dan Indra dari Bekasi. Mereka sudah satu bulan TC di Bangkok, dan kami berharap mereka membawa pulang emas untuk Indonesia,” kata Tine.

Ia juga berharap Muaythai dapat terdorong masuk ke O2SN dan Popnas untuk memperkuat pembinaan usia dini.

Pesan untuk Atlet Muaythai Jawa Barat

Mengakhiri wawancara, Tine memberi pesan penting bagi seluruh atlet yang berlaga.

“Muaythai memang olahraga keras, tapi moral, etika, dan sikap harus dijunjung tinggi. Di atas ring kita bertanding, tetapi di luar ring kita semua sahabat. Kestabilan emosi adalah kunci,” tutupnya.

Penulis naskah : mehanurrevin

Pos terkait