Inspirator muda multi talenta, dengan Motto “Low Profile-Hight Product”

Cilacap- PI News onlen Jateng

Secara fisik, terlihat sederhana, sopan, dan jauh dari kesan formal.
Namun siapa sangka, melaluhi perjuangan tanpa henti, Darwanto, warga Desa Pucung Kidul, Kecamatan Kroya, Kabupaten Cilacap, sudah bisa mensejajarkan dirinya dalam deretan “Elite Politik” di Kabupaten Cilacap.

Terlebih, pasca dirinya maju dalam bursa “PILEG melaluhi Partai Bulan Bintang, besutan Prof Yusril Ehza Mahendra, nama besarnya kian melambung, sebagai salah satu tokoh politik yang cukup diperhitungkan.

Tak heran, laju perkembangan nama besarnya selinear dengan kesuksesan hidupnya.

Selain rumah yang asri dengan beberapa sepeda motor yang di milikinya, dirinya telah sukses membawa anaknya hingga menempuh pendidikan di perguruan tinggi dengan status kelulusan –“cumlode”.

Meski kesuksesan telah dalam genggaman, namun tidak pernah -“kacang melupakan kulitnya”-.

Tak heran, hingga kini dirinya tetap menggeluti bisnis “Es Krim”,
Bahkan sang Tokoh ini juga melebarkan sayapnya, dengan aktif menekuni dunia jurnalis, sehingga kian mendongkrak popularitasnya dan begitu diperhitungkan baik oleh para pejabat Eksekutif, Yudikatif dan Legislatif di Kabupaten Cilacap.

Tak heran dengan ketekunan dan kejujuran dengan dilandasi niat untuk mengabdi, kini, dirinya di dapuk untuk menduduki jabatan “prestisius” di segala bidang dan sepak terjangnya.

Sebagai Kader Partai PBB, sudah beberapa tahun belakangan ini, dirinya dipercaya oleh DPP untuk menduduki jabatan sebagai Ketua DPC PBB Kab.Cilacap.

Bahkan didunia jurnalis, dirinya kini menjabat sebagai Kepala korwil Jateng PI News

“Dalam hidup saya itu tidak pernah neko-neko, “katanya seraya menambahkan, “mengikuti alunan air yang mengalir, “katanya memulai bercerita.

Lebih lanjut, sang tokoh memaparkan, “sebagai makhluk sosial, maka jangan sekali-kali mencubit orang lain, karena di cubit itu rasanya sakit.

Diharapkanya, seluruh insan harus tetap “cekelan waton” dalam nafas kebersamaan yang dibingkai dengan keberagaman”.
Karena di era globalisasi sekarang ini,, dengan didukung kemajuan tekhnologi, dimana komunikasi sudah tidak lagi dibatasi oleh ruang dan waktu, membuka potensi atas derasnya informasi, budaya dan idiologi yang masuk meski sangat bertolak belakang dengan jati diri dan kepribadian bangsa.

Di akhir pernyataanya, Darwanto berpesan, “jangan sampai kita terjebak dalam lingkaran bangga yang membuat kita buta, dengan sifat sombong, merasa paling pintar dan paling sukses”.
Tetaplah jadi diri sendiri, yang sederhana, namun penuh dengan asa, agar kita selamat di dunia dan akhirat, “pungkasnya

sulio /Dwt

Pos terkait